Kita hidup di zaman kemajuan teknologi yang mengejutkan. Kecerdasan buatan dapat membuat puisi, menghasilkan gambar yang realistis, dan terlibat dalam percakapan yang sangat mirip manusia. Namun, sekeras apa pun upayanya, robot masih kesulitan melakukan tugas paling sederhana yang dilakukan manusia dengan mudah. Perbedaan ini menyoroti tantangan terus-menerus dalam robotika yang dikenal sebagai Paradoks Moravec.
Dirumuskan oleh ahli robotik Hans Moravec pada tahun 1988, paradoks ini menyatakan bahwa tugas-tugas yang dianggap mudah bagi manusia sangat sulit untuk ditiru oleh mesin, sementara perhitungan rumit yang membingungkan kita relatif mudah dilakukan oleh robot. Ini bukan hanya perdebatan teoretis; hal ini terjadi setiap hari dalam upaya kami untuk mengintegrasikan robotika ke dalam kehidupan sehari-hari.
Bayangkan munculnya “arm farms” – pabrik tempat para pekerja menempelkan kamera ke wajah mereka dan menghabiskan waktu berjam-jam melipat handuk dengan cermat. Praktik yang tampaknya tidak masuk akal ini menggarisbawahi sulitnya mengajari robot tugas-tugas multi-indera yang bernuansa seperti itu. Seperti dilansir Los Angeles Times, menangkap gerakan halus tangan manusia yang memanipulasi kain sangat penting untuk melatih robot pembantu ini.
Kekurangan robot humanoid seperti Neo dari Xpeng dan Optimus Tesla adalah pengingat nyata akan aksi Paradox Moravec. Video menunjukkan Neo berjuang dengan tugas-tugas sehari-hari seperti memuat mesin pencuci piring, sementara robot Optimus Tesla yang banyak digembar-gemborkan terungkap dikendalikan dari jarak jauh oleh manusia selama peluncurannya.
Perjuangan ini sangat kontras dengan kemajuan luar biasa yang dicapai dalam kecerdasan buatan (AI). Beberapa tahun yang lalu, alat AI gagal dalam melakukan tugas-tugas yang tampaknya mendasar – mengidentifikasi objek dalam gambar, terlibat dalam percakapan alami, atau bahkan memberikan terjemahan yang akurat. Namun saat ini, chatbot canggih seperti Gemini dan ChatGPT dengan mudah menangani tugas-tugas ini dengan lancar.
Evolusi AI yang pesat menunjukkan bahwa terobosan dalam bidang robotika juga mungkin terjadi. Namun, ada faktor penting yang mungkin menghambat robot humanoid: tubuh kita sendiri mungkin bukan cetak biru terbaik bagi mereka.
Robot humanoid pada akhirnya mungkin terbukti lebih baru daripada kebutuhan, sementara robot yang dirancang khusus untuk tugas-tugas khusus – memanipulasi material di lantai pabrik atau melakukan operasi rumit – terus berkembang pesat. Untuk saat ini, Paradox Moravec membayangi impian robot berintegrasi dengan mulus ke dalam rumah dan kehidupan kita.
























